Bahaya Overthinking dan Cara Mengatasinya

Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, kita seringkali memiliki pengalaman di mana kita tidak bisa berhenti memikirkan sesuatu. Entah itu memikirkan masa lalu dan bagaimana cara kita dapat mengubahnya, ataupun masa depan dan bagaimana cara kita dapat mengontrolnya. Kita mungkin juga sering menganalisis hal-hal kecil dalam hidup untuk mencari tahu apa makna dibalik semua kejadian itu. Saat ini, kita mengenal pengalaman ini dengan sebutan overthinking.

Saat kita sedang overthinking, perhatian yang kita kerahkan hanya terfokus pada diri kita sendiri. Yang berbahaya adalah, perhatian itu kita tujukan untuk mengatasi sebuah suasana hati yang buruk. Overthinking juga berarti kita memberikan fokus pada emosi negatif dalam diri kita secara berulang-ulang dan pasif. Dalam hal ini, pasif artinya kita tidak memikirkan cara untuk mengubah emosi diri menjadi lebih baik, tapi hanya memikirkan emosi yang buruk itu.

Overthinking merupakan kegiatan otak yang berbahaya. Pada dasarnya, overthinking disebabkan oleh dua hal, yaitu merenungkan kejadian di masa lalu yang ingin kita ubah, dan merasa khawatir akan masa depan yang sebenarnya tidak akan pernah bisa kita ketahui dengan pasti.

Photo by Nathan Dumlao on Unsplash

Apa bahaya overthinking?

⏳ Ketika kita sudah terbiasa dengan overthinking, kita akan sulit menyelesaikan pekerjaan, suka menunda-nunda, bahkan punya potensi untuk memiliki masalah kesehatan yang serius seperti depresi, gangguan makan, dan masalah lainnya.

☠️ Tidak hanya itu, overthinking membuat otak kita selalu dalam keadaan penuh. Ini menjadikan overthinking sebagai musuh utama seseorang yang kreatif. Otak kita akan mampu berpikir dengan cara yang lebih kreatif di saat otak kita berada dalam mode tenang atau istirahat. Semakin banyak pikiran yang menghantui kita, semakin sulit untuk kita mampu berpikir kreatif.

💣 Berpikir secara berlebihan juga mengganggu cara kerja kita memecahkan sebuah masalah. Terkadang, kita merasa bahwa dengan berpikir lebih kita akan mampu segera menyelesaikan sebuah tantangan. Namun pada kenyataannya, justru sebaliknya. Di saat kita tidak tenang, kita akan memiliki kesulitan dalam berpikir jernih dan mencari jalan keluar.

Karena dampak negatif yang kita dapatkan ketika kita overthinking, maka sudah jelas bahwa kita perlu belajar untuk mengatasinya.

Bagaimana mengatasi overthinking?

#1: Sadari bahwa merenungkan sesuatu secara terus menerus tidak sama dengan menyelesaikan masalah ataupun merencanakan perbaikan

Memecahkan sebuah masalah dan merencanakan strategi memerlukan tingkat kesadaran yang benar-benar aktif. Berbeda dengan overthinking yang merupakan kegiatan memikirkan sebuah situasi secara berulang-ulang, menganalisisnya, dan mengulangi kegiatan itu tanpa membuat rencana tindakan untuk menghentikannya.

Dengan menyadari perbedaan ini, kita bisa mengurangi risiko untuk terjebak dalam overthinking, juga membantu kita menaklukkannya.

#2: Carilah distraksi

Photo by Sigmund on Unsplash

Penelitian menunjukkan bahwa distraksi dapat membantu kita mengatasi overthinking. Kita bisa memilih aktivitas-aktivitas yang menarik dan positif sehingga kita dapat mengalihkan perhatian kita secara efektif dari overthinking. Misalnya berolahraga, menonton film, latihan menyanyi, membuat kerajinan tangan, mengerjakan teka-teki silang, bermain sudoku, dan masih banyak lagi aktivitas menyenangkan lainnya.

Hidup akan terasa lebih bahagia bukan di saat kita memikirkan sesuatu secara berlebihan, tetapi ketika kita berani memutuskan untuk membuat diri kita bersenang-senang.

#3: Terima diri sendiri dan segala pemikiran yang mengganggu

Jangan melawan pikiran-pikiran kita. Justru dengan menerima, kita bisa menjauhkan diri dari overthinking.

Photo by Caju Gomes on Unsplash

Kita juga harus belajar untuk tidak menghakimi pikiran kita. Ketika kita tidak menghakimi sebuah pemikiran yang muncul, secara tidak langsung frekuensi dan intensitas kita memikirkannya akan berkurang. Apa yang dimaksud dengan menghakimi pikiran kita sendiri?

Menghakimi pikiran artinya kita menilai perilaku kita berdasarkan standar yang tidak realistis tentang bagaimana seseorang seharusnya bertindak dalam sebuah situasi. Jangan terlalu fokus pada kesalahan kecil dan akhirnya mengabaikan aspek positif. Untuk melatih hal ini, kita bisa memikirkan apa yang akan kita katakan kepada seorang teman yang merasakan apa yang kita rasakan saat itu.

#4: Tulis jurnal tentang segala sesuatu yang dipikirkan dan dirasakan

Dengan menulis jurnal tentang hari yang kita lalui, kita akan lebih mudah untuk melepaskan pikiran dan perenungan yang mengurung kita. Jurnal bisa ditulis setiap pagi ataupun setiap malam, kita bisa memilih mana yang nyaman bagi kita.

Photo by Content Pixie on Unsplash

Untuk jurnal yang ditulis saat pagi hari, berikut beberapa pertanyaan yang dapat memacu kita untuk menulis:

  1. Apa tiga hal utama yang akan kita selesaikan hari ini?

  2. Apa yang bisa kita lakukan untuk memudahkan aku menyelesaikan pekerjaan?

  3. Apa perasaan yang ingin aku rasakan hari ini?

Jika kita memutuskan untuk menulis jurnal di malam hari, kita bisa menggunakan beberapa pertanyaan ini sebagai acuan:

  1. Apa tiga hal yang kita syukuri hari ini?

  2. Apa hal yang bisa kita perbaiki hari ini dan bagaimana kita memperbaikinya di hari esok?

  3. Apa hal yang membuat kita bahagia hari ini?

Menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas mendorong kita untuk secara sadar memikirkan apa yang terjadi di hari itu, bukan di masa lalu ataupun masa depan.

#5: Ciptakan emosi yang positif

Ada banyak cara untuk menciptakan beberapa emosi positif, bisa dengan menonton video yang lucu, mendengarkan lagu yang ceria, dan sebagainya. Walaupun singkat, waktu yang kita luangkan untuk melakukan hal-hal tersebut dapat membantu kita melihat sebuah masalah dengan cara pandang yang berbeda. Ini juga akan menolong kita untuk dapat membingkai ulang sebuah kejadian negatif sebagai sebuah situasi yang baik.

Kita juga dapat menciptakan energi positif dalam diri saat kita mencari hal-hal yang selalu bisa kita syukuri, seperti rumah di mana kita tinggal, orang-orang yang peduli dengan kita, dan makanan yang sehat dan enak.

Cara lain adalah dengan melakukan sesi meditasi. Meditasi merupakan sebuah teknik yang dapat membantu kita menjernihkan pikiran kita.

Meditasi bukan tentang duduk diam dalam beberapa saat setiap hari, tapi tentang melatih otak kita untuk mengeluarkan pikiran negatif yang mengganggu kita sehari-hari. - UnJaded Jade

Photo by Jared Rice on Unsplash

Kegiatan yang pada dasarnya sederhana ini cukup sulit untuk dilakukan karena kita tidak boleh melakukan apapun. Untuk orang-orang yang sering overthinking, ini jelas sebuah hal yang sangat susah, namun meditasi merupakan cara yang ampuh untuk menyelesaikan permasalahan yang ada dalam diri, mencegah seseorang untuk memikirkan segala sesuatu secara berulang atau khawatir.

KESIMPULAN

Overthinking dapat menghambat kita dalam menjadi produktif dan bahagia, sehingga sangatlah penting bagi kita untuk mengetahui bagaimana cara mengatasinya. Kita dapat mencoba untuk melakukan 5 cara yang sudah disebutkan di atas. Apabila salah satu cara tidak berhasil, kita tidak boleh menyerah. Menghilangkan kebiasaan overthinking merupakan sebuah proses yang tidak instan yang memerlukan kemauan tinggi untuk berubah. Semoga bermanfaat dan selamat mencoba!

Previous
Previous

5 Strategi Bounce Back yang HARUS Kamu Lakukan saat Merasa Gagal

Next
Next

Istirahat: Kunci Produktivitas