5 Strategi Bounce Back yang HARUS Kamu Lakukan saat Merasa Gagal

Kita semua pernah mengalami kegagalan. Pernahkah kamu mencoba untuk melakukan diet ketat selama satu minggu, namun kemudian gagal karena makan sebanyak mungkin di akhir pekan? Pernahkah kamu berkomitmen untuk rajin berolahraga lebih rutin dari biasanya, merencanakan waktu gym setiap dua hari sekali, namun gagal karena suatu hari kamu bangun siang akibat jam lembur kerjaan yang ekstrim? Pernahkah kamu mempunyai sebuah visi di dalam pekerjaanmu dan memiliki semangat tinggi untuk mengoptimalkan semua peluang yang ada, namun akhirnya merasa gagal karena ada beberapa tanggung jawab sederhana yang belum berhasil kamu tuntaskan dengan baik? Saat kamu merasa gagal, apakah kamu menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk merenungkan kesalahanmu itu?

Photo by Kostiantyn Li on Unsplash

Saya pribadi pernah mengalami kejadian buruk yang membuat saya merasa sangat gagal. Namun seiring dengan berjalannya waktu, saya menyadari bahwa satu kesalahan kecil yang saya lakukan TIDAK menjadikan saya seorang manusia yang gagal. Justru, kesalahan-kesalahan itu yang membuat saya belajar bagaimana untuk menjadi seorang manusia.

Tidak berhenti sampai di situ, dari pengalaman berat itu saya juga jadi paham bahwa yang membedakan orang sukses dengan orang yang belum sukses adalah kemampuan mereka untuk dengan cepat bangkit dari kegagalan dan kembali on track di jalan yang benar.

Kalau akhir-akhir ini kamu baru saja mengalami kegagalan dan akhirnya sampai saat ini kamu merasa gagal, kamu harus baca artikel ini sampai habis. Dalam artikel ini, akan dibahas 5 strategi yang dapat kamu lakukan untuk mengatasi hal tersebut.

#1 - Bentuklah rutinitas di dalam keseharianmu

Photo by Prophsee Journals on Unsplash

Ada dua cara yang bisa kamu lakukan untuk membentuk sebuah rutinitas. Pertama kamu bisa secara sengaja menjadwalkan rutinitas itu ke dalam agendamu. Contohnya, jika kamu ingin kembali on track dengan kebiasaan kerja, kamu memaksakan diri untuk berada di belakang meja kerjamu setiap hari pukul 8 pagi, dengan laptop terbuka dan tangan di atas keyboard. Di saat inilah, kamu akan benar-benar melatih diri untuk bangkit dari kegagalan.

Cara berikutnya adalah dengan cara mengaitkan rutinitas itu dengan hal-hal yang paling sering kamu lakukan akhir-akhir ini. Misalnya, jika kamu ingin merasa lebih bahagia, kamu bisa  menyebutkan satu hingga tiga hal yang kamu syukuri setiap kali kamu minum segelas air. Kamu punya pemicu atau pengingat yang sama setiap harinya, dan di sisi lain kamu juga akan menjalankan rutinitas yang sama.

Kamu pasti bisa berubah dan bangkit dari kegagalan. Namun, untuk benar-benar berubah, kamu perlu secara spesifik membangun rutinitas yang baik dan memiliki alasan serta pengingat untuk kembali ke jalur yang benar setiap kali kamu melakukan kesalahan.

#2 - Lakukan kegiatan-kegiatan yang sudah kamu jadwalkan dengan disiplin, walaupun jika harus menggunakan cara-cara kecil

Pernahkah kamu merasa bahwa ketika kamu tidak melakukan rutinitas yang ada di agendamu, kamu jadi merasa malas untuk melakukannya lagi? Ini yang akan membuatmu semakin sulit untuk bisa move on dari kesalahan yang kamu buat.

Photo by Glenn Carstens-Peters on Unsplash

Misalnya, kamu sudah menjadwalkan untuk makan sehat selama 14 hari. Namun, pada hari ke 7, kamu diundang ke pesta ulang tahun sahabatmu dan kamu pun terpaksa makan makanan yang sudah jelas tidak ada di daftar makanan sehatmu minggu itu. Akhirnya, kamu menjebloskan diri dengan cara melupakan rencana diet dan makan makanan apa saja yang kamu inginkan.

Padahal, saat di pesta ulang tahun sahabat, kamu bisa memilih jenis makanan dengan kandungan protein dan serat yang tinggi. Kamu juga bisa memilih untuk tidak mengkonsumsi makanan yang berminyak dan tinggi gula. Dengan cara seperti ini, kamu pasti tidak akan merasa bersalah dan semangat untuk melanjutkan *diet plan-*mu keesokan harinya.

Contoh lain, misalnya saja kamu berjanji untuk rutin workout tiga kali seminggu. Namun tiba suatu hari di mana kamu sangat sibuk dengan pekerjaan, dan akhirnya tidak sempat pergi berolahraga. Jika kamu disiplin dengan kegiatan yang sudah kamu jadwalkan, kamu bisa memilih untuk melakukan push up sebanyak 10 kali sebelum mandi sore. Kamu juga bisa memilih untuk naik dan turun tangga beberapa kali.

Hal-hal kecil yang telah disebutkan di atas memang tidak terlihat signifikan. Tetapi pada kenyataannya, hal-hal tersebut yang akan memberikan dampak kumulatif terhadap kesuksesan jangka panjang.

Jadi, pastikan kamu selalu mencari dan menemukan cara untuk disiplin menyelesaikan aktivitas yang tertulis di jadwal, tidak peduli seberapa sederhana atau kecil cara itu.

#3 - Fokuslah pada hal-hal yang bisa kamu kerjakan

Mungkin beberapa kali dalam hidup, kamu pernah memberikan terlalu banyak fokus dan perhatian kepada hal-hal yang tidak bisa kamu lakukan, bahkan kepada alasan-alasan mengapa kamu tidak bisa melakukan hal tersebut.

Photo by Prateek Katyal on Unsplash

Saat hendak memulai bisnis, kamu fokus pada fakta bahwa kamu belum punya modal yang cukup besar, tidak memiliki koneksi yang tepat, atau tidak punya pengalaman yang cukup. Saat berencana untuk rutin berolahraga dan makan makanan yang lebih bergizi, kamu tidak yakin bahwa kamu akan berhasil melakukannya. Kamu memikirkan betapa jauhnya lokasi tempat gym dari rumahmu, dan betapa repotnya kamu kalau harus memasak makanan bergizi setiap hari.

Saya tahu bahwa ini tidak selalu mudah untuk dilakukan. Tapi kamu juga harus tahu bahwa kamu akan bertumbuh menjadi orang yang lebih baik ketika kamu memilih untuk melawan keinginanmu mengeluh dan membuat alasan. Fokuslah pada hal-hal yang bisa kamu lakukan!

#4 - Lupakan kesempurnaan

Photo by Sarah Kilian on Unsplash

Pernahkah kamu berusaha keras untuk melakukan beberapa hal dengan sempurna? Akibatnya, kamu malah tidak melakukan hal tersebut.

Saya punya satu contoh. Misalnya kamu ingin menurunkan berat badan dan kamu berniat untuk mencoba sugar-free diet. Namun, setiap hari Sabtu kamu rutin menyempatkan waktu untuk pergi makan bersama keluargamu. Karena kamu tidak mau menjadi satu-satunya orang yang tidak makan di restoran yang makanannya tentu saja mengandung gula, kamu akhirnya ragu bahwa kamu bisa menurunkan berat badan dengan cara ini. Kamu pun akhirnya memiliki alasan untuk tidak mencoba sama sekali.

Coba kamu pikirkan kembali, bukankah mengkonsumsi makanan yang mengandung gula satu kali dalam seminggu lebih baik daripada melakukannya setiap hari?

Hanya karena rencanamu tidak bisa dieksekusi dengan sempurna, bukan berarti kamu gagal dan tidak bisa kembali memperjuangkannya. Rutinitas yang baik memerlukan waktu untuk dibentuk. Nikmati prosesnya!

#5 - Buatlah lingkunganmu kondusif, yang mendukungmu untuk berhasil

Tahukah kamu bahwa ternyata kamu tidak membutuhkan banyak motivasi untuk terus berusaha mencapai tujuan?

Motivasi itu sifatnya sangat cepat untuk berubah-ubah. Hari ini kamu mungkin saja terinspirasi untuk membangun sebuah bisnis, beberapa hari lagi kamu mungkin saja sudah tidak ada keinginan untuk melakukannya. Jika kamu terpaku dengan motivasi, kamu tidak akan konsisten dalam mengusahakan perubahan. Lalu, bagaimana cara mengatasi perasaan yang tidak termotivasi sama sekali?

Photo by Elsa Noblet on Unsplash

Buatlah lingkungan yang kondusif untuk mendukungmu berubah. Apa saja yang ada di sekitarmu sangatlah mempengaruhi perilakumu. Entah itu gambar di dinding kamar, gelas di atas meja, atau hal lainnya. Hal-hal yang ada di sekelilingmu dapat membuatmu mengambil tindakan yang berbeda-beda setiap waktu.

Misalnya ketika kamu ingin mengurangi konsumsi gula harian, kamu memberikan semua snack manis yang ada di lemari penyimpanan makanan kepada tetangga. Walaupun terkesan sepele, hal tersebut akan sangat membantu kamu! Dengan lingkungan tanpa snack manis, kamu akan menjadi lebih mudah menjalankan diet.

KESIMPULAN

Move on dari kegagalan di masa lalu bisa menjadi hal yang sangat sulit untuk dilakukan. Seringkali, kamu mungkin terlena dengan kesalahan yang kamu buat dan akhirnya menghabiskan beberapa waktu untuk tidak kembali ke jalur yang benar. Kamu bisa menerapkan 5 strategi bounce back di atas supaya bisa segera kembali ke rutinitas yang baik secepat mungkin.

Previous
Previous

Saying NO is a productivity game changer

Next
Next

Bahaya Overthinking dan Cara Mengatasinya