Set Healthy Boundaries: Why and How
Apakah selama ini kamu sudah menjadi orang yang bisa membuat batasan-batasan sehat dengan orang lain? Apakah batasan itu penting untukmu?
Batasan sebenarnya berfungsi untuk melindungi ruang pribadi atau mental kita. Kalau bisa dianalogikan, batasan itu seperti pagar yang menjaga ‘rumah’ kita dari tetangga – terlepas dari seberapa dekatnya kita dengan mereka. Batasan melibatkan batas-batas fisik dan emosional dari perilaku orang-orang yang berinteraksi dengan kita.
Banyak penelitian di dunia mengatakan bahwa orang-orang yang punya batasan sehat mampu berkembang menjadi individu yang lebih baik, walaupun jika ditempatkan di sebuah lingkungan yang berbeda dengan minat dan keterampilan unik mereka sendiri. Batasan membuat mereka merasa sejahtera, bisa mengendalikan diri, dan menghargai diri sendiri.
Nah, apakah kamu juga beranggapan kalau mengetahui cara menetapkan batasan adalah salah satu keterampilan sosial yang paling penting, namun paling sering diabaikan? Kenyataannya, ada orang yang memang belum mengerti kenapa batasan itu penting. Di sisi lain, ada juga orang yang sudah paham tapi masih punya kesulitan untuk mencoba memasangnya.
Walaupun memasang batasan sehat dengan orang lain terdengar seperti sesuatu yang tidak mudah untuk dilakukan, sebenarnya akar dari batasan itu sendiri adalah komunikasi yang jelas. Segala sesuatu yang jelas pada dasarnya adalah baik, dan segala sesuatu yang tidak jelas itu kurang baik. Kamu pasti setuju, kan? Jadi sekali lagi, batasan itu dimulai dari komunikasi yang jelas.
Semakin kita bisa mengekspresikan batasan kita, semakin besar kemungkinan batasan kita akan dihormati oleh orang lain. Meskipun kita mungkin perlu mengkomunikasikannya beberapa kali, kita tidak perlu merasa sungkan lalu meminta maaf.
Yuk kita bahas ‘batasan’ dengan sedikit lebih dalam.
Pertama, apa sih batasan yang sehat itu?
Batasan yang sehat adalah batasan-batasan yang kita tempatkan dalam aspek waktu, emosi, fisik, dan kesehatan mental kita supaya kita bisa menjaga diri kita tetap tangguh dan utuh. Batasan yang sehat ini akan melindungi kita dari pengurasan dan manipulasi orang lain.
Selain dalam aspek waktu, emosi, fisik, dan kesehatan mental, batasan juga dapat kita terapkan dalam beberapa aspek energi, ruang pribadi, seks, moral dan etika, harta benda atau keuangan, dan media sosial.
Kita bisa memasang batasan di dalam hubungan kita dengan keluarga, teman, pasangan, rekan kerja, bahkan orang yang tidak kita kenal.
Kedua, kenapa kita harus memasang batasan?
Batasan adalah sumber kehidupan yang seimbang. Jika kita tidak punya batasan, kita bisa dengan mudah kehilangan diri kita dalam pekerjaan, hubungan, bahkan keluarga. Kita bisa dieksploitasi atau dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak sepenuhnya menghormati kita.
Batasan membantu kita untuk menentukan kapan kita harus berkata ‘ya’ dan ‘tidak’. Lebih penting lagi, kalau kita punya batasan, kita akan merasa aman dengan kebebasan kita dalam memilih sebuah keputusan.
Ketiga, bagaimana caranya kita bisa memasang batasan yang sehat?
Sampai hari ini, tidak jarang banyak orang yang masih menemukan kesulitan untuk menentukan dan mengkomunikasikan batasan. Tapi, hal itu bisa dipelajari dan dibangun. Ada beberapa cara yang bisa kita pakai untuk membantu kita dalam memasang dan menjaga boundaries alias batasan*.*
#1 Memiliki waktu untuk refleksi diri
Untuk mengenali dan menetapkan batasan apa yang kita perlukan, kita harus memahami kenapa setiap batasan itu penting bagi kita dan bagaimana batasan tersebut akan bermanfaat bagi kesejahteraan hidup kita di waktu-waktu yang akan datang.
Inilah mengapa kita harus meluangkan waktu untuk duduk diam, merenung, dan menjadi ‘detektif psikologi’ untuk diri kita sendiri. Dari begitu banyak hal yang terjadi dalam hidup kita, pasti ada beberapa hal yang membuat kita merasa tidak nyaman, tapi kita belum tahu mengapa demikian. Oleh karena itu, kita harus belajar menghabiskan waktu sendiri untuk mengeksplorasi pada apa yang terjadi dalam hidup kita.
#2 Mulai dari hal yang kecil
Jika saat ini kita belum punya banyak batasan yang jelas, kita tidak perlu merasa terburu-buru. Kita bisa memulai pelan-pelan.
Ketika kita tidak tergesa-gesa dalam memikirkan dan menetapkan batasan diri, kita bisa lebih merasa nyaman dengan proses yang kita lalui, dan pada akhirnya kita bisa merenungkan apakah kita sedang menuju ke arah yang benar atau perlu melakukan beberapa penyesuaian.
#3 Bersikap konsisten
Ketika berproses, kita mungkin akan mengalami kebingungan. Kita juga mungkin akan memiliki ekspektasi dan tuntutan baru di dalam hubungan kita dengan orang lain.
Ketika kita merasa seperti itu, kita harus mencoba untuk menjaga batasan yang sebelumnya sudah dipikirkan dan ditentukan dengan konsisten dan stabil. Ini akan membantu kita memperkuat keyakinan kita.
#4 Waspada terhadap media sosial
Media sosial membuat kita sangat mudah berkomunikasi dengan orang lain. Namun di sisi lain, media sosial juga membuat kita memiliki pandangan yang kabur alias blurry atas pemikiran kita sendiri.
Sadar atau tidak, saat ini banyak orang yang membagikan terlalu banyak hal tentang diri mereka di media sosial. Hal yang lebih mengerikan dari ini adalah kenyataan bahwa beberapa orang juga suka memposting informasi pribadi orang lain secara berlebihan, padahal orang-orang bersangkutan tidak menginginkannya.
Kalau suatu hari kita menganggap tindakan tertentu yang dilakukan oleh teman kita di media sosial melintasi batasan hidup kita, kita tidak boleh sedikit pun ragu untuk menegur mereka. Apa yang membuat kita resah akan selalu bersifat valid walaupun terjadi secara digital.
#5 Tidak takut untuk berbicara
Seperti yang sudah sedikit disinggung di bagian awal, komunikasi adalah elemen paling penting dalam adanya batasan-batasan. Jadi, kita wajib untuk mengkomunikasikan batasan kita dengan berani apalagi jika seseorang melampaui batasan kita secara konsisten.
YUK PASANG BATASAN YANG SEHAT!
Itulah 5 cara yang bisa kita terapkan bersama-sama supaya kita bisa terus belajar untuk menetapkan batasan diri. Batasan sangatlah penting dalam hidup kita sehari-hari, karena berbagai alasan yang mungkin bisa berbeda-beda. Apa saja alasan di balik batasan yang sudah kita tentukan, kita tidak boleh merasa bersalah. Pada dasarnya, batasan adalah salah satu bentuk perawatan diri.