Mencatat dengan Efektif!

Yuk kita coba ingat-ingat lagi bagaimana kita bisa menulis catatan pelajaran yang efektif supaya proses belajar di sekolah belajar dengan lancar!

Photo by Diana Polekhina on Unsplash

Menulis catatan memerlukan keahlian khusus, di mana keahlian ini seringkali tidak diajarkan di sekolah. Kebanyakan orang berpikir bahwa keahlian tersebut adalah bawaan seseorang. Padahal, tentu saja keahlian ini bisa diasah oleh semua orang dari berbagai macam latar belakang.

Salah satu alasan mengapa banyak orang mengalami kesulitan dalam menulis catatan adalah karena mereka tidak betul-betul paham apa manfaat dari catatan itu sendiri. Kebanyakan orang, baik itu pelajar maupun para profesional, berusaha untuk merekam semua isi perkuliahan, meeting, atau buku di dalam catatan mereka. Inilah sebenarnya yang akan membuat sebuah catatan tidak efektif.

Tujuan utama dari sebuah catatan adalah untuk membantu kita bekerja dengan lebih baik dan lebih cepat. Artinya, catatan kita tidak perlu menuliskan semua hal, tapi hal-hal yang diperlukan saja.

Ketika kamu fokus untuk menuliskan semua hal yang kamu dengar atau baca di kelas, kamu tidak akan memiliki mentalitas atau kebiasaan untuk menyadari hal-hal apa yang benar-benar penting. Ini nantinya akan membuat kamu kerepotan saat mempersiapkan ujian atau tugas, karena kamu akan mencerna begitu banyak informasi yang tidak semuanya perlu kamu ingat.

Apa saja sih yang perlu kamu tulis di buku catatanmu saat kelas atau meeting berlangsung?

7 Hal Penting yang HARUS Ada di Catatan

1. Tanggal penting

Ini akan membantumu mengurutkan setiap kejadian yang berlangsung dibahas dalam kelas atau meeting supaya ketika kamu membaca catatan kembali, kamu mengerti konteks dari apa yang kamu tulis.

2. Nama-nama orang

Mengasosiasikan nama-nama penting membuatmu bisa mencerna ide pokok dari sebuah topik. Kamu akan terbantu untuk mengingat sebuah gagasan dengan lebih baik.

3. Teori atau definisi

4. Argumen

Setiap pendapat, baik itu pro atau kontra, serta semua kritik terhadap sebuah ide, harus kamu tulis di catatan. Ini akan membuatmu memahami sebuah ide dari dua sisi yang berbeda, sehingga kamu terlatih untuk berpikir kritis.

5. Ilustrasi

Jika dalam kelas atau meeting, kamu dihadapkan dengan sebuah ilustrasi yang menggambarkan sebuah poin penting, kamu harus mengkonversikannya ke dalam kata-kata dan menuliskannya di catatanmu. Kalimat yang kamu tulis tidak perlu panjang, yang penting jelas.

6. Lain-lain

Ini mencakup semua hal yang berguna, misalnya judul buku atau film yang relevan dengan topik pembahasan materi belajar atau meeting.

7. Pertanyaan

Selagi kamu mendengarkan pihak yang berbicara di kelas atau meeting dan mencatat poin penting, mungkin saja terlintar beberapa pertanyaan di benakmu. Jangan abaikan pertanyaan-pertanyaan itu, tapi tuliskan di dalam catatanmu juga. Ini bertujuan agar nanti kamu bisa menanyakan kepada pihak yang lebih mengerti, juga sebagai bahan pemikiranmu ketika kamu mempelajari catatan.

Photo by Kenny Eliason on Unsplash

Kamu tidak perlu membuat catatan yang begitu indah untuk membuat catatan tersebut efektif. Namun walaupun begitu, ingatlah bahwa ada beberapa teknik yang bisa kamu pakai.

2 Teknik Menulis Catatan paling Favorit!

#1 Membuat kerangka atau outline

Kamu bisa menggunakan angka romawi atau bullet points jika memutuskan untuk memakai cara ini. Kerangka adalah salah satu cara efektif untuk menunjukkan hubungan antara sebuah ide dengan data. Contohnya, di dalam kelas sejarah, kamu mencatat beberapa nama tokoh penting, dan di bawah nama tersebut, kamu menuliskan peristiwa apa yang melibatkan mereka. Di bawahnya lagi, kamu memberikan deskripsi singkat tentang cerita itu. Begitu seterusnya.

Photo on Google

#2 Membuat mind-map

Membuat mind-map adalah cara efektif untuk membuat catatan perkuliahan karena kamu bisa menggambarkan semua hubungan yang ada antara setiap ide yang dibahas di kelas. Biasanya, mind-map dimulai dengan selembar kertas kosong dan di bagian tengah tertera topik utama dari materi perkuliahan. Seiring dengan dibahasnya subtopik, kamu menggambarkan garis ke arah luar sebagai simbol “cabang” dari topik utama tadi. Ketika ada sub-subtopik, cabang tersebut akan dibuat kembali. Begitu seterusnya. Metode ini sangat cocok terutama untuk kamu yang lebih efektif belajar dengan visualisasi.

Photo on Google

#3 Menggunakan teknik Cornell

Teknik Cornell adalah teknik mencatat yang diciptakan oleh Prof. Walter Pauk dari Cornell University. Pertama, kamu bisa membagi kertas catatanmu menjadi tiga bagian dengan cara membuat garis horizontal dengan jarak 5 sampai 6 baris dari bagian bawah kertas, disusul dengan garis vertikal yang berjarak kurang lebih 5 cm dari bagian kiri. Garis vertikal yang kamu bentuk harus memanjang dari bagian atas kertas catatan sampai garis horizontal yang sudah kamu buat sebelumnya.

Kolom kecil di sebelah kiri bisa kamu gunakan untuk mencatat kata kunci atau pertanyaan. Misalnya kamu mempelajari materi Statistika. Di kolom inilah kamu bisa menuliskan kata-kata kunci seperti mean, median, simpangan, dan sebagainya. Kolom ini membuatmu bisa melihat topik secara garis besar.

Kolom besar di sebelah kanan adalah ruang untukmu mencatat apa saja yang kamu perlukan. Tapi, kamu harus menuliskannya dalam kalimat yang singkat dan padat, namun jelas. Bahkan, kamu juga bisa membuat mind-map di kolom ini apabila kamu merasa mind-map bisa merangkum semua hal yang diucapkan pengajar.

Terakhir, kolom di bawah bisa dipakai untuk menulis kesimpulan materi. Apa inti dari materi yang sedang kamu pelajari? Teknik Cornell ini secara tidak langsung memaksa kamu untuk mengulas topik yang sudah kamu pelajari supaya kamu bisa menguasai materi dengan baik.

Photo on Google

Mulai sekarang, yuk mencatat dengan efektif!

Sejauh ini, mana cara yang lebih familiar untukmu? Apakah cara tersebut nyaman dan efektif bagi proses pembelajaran? Semoga artikel ini bisa kembali mengingatkanmu bahwa membuat catatan efektif itu penting, serta apa saja elemen-elemen yang harus kamu perhatikan untuk mewujudkannya.

Previous
Previous

Set Healthy Boundaries: Why and How

Next
Next

Punya Tim itu PENTING! Kenapa?